JudiBola178.com - Inggris, yang disebut-sebut sebagai negara penemu sepakbola, ternyata timnasnya baru sekali merasakan kesuksesan. Terjadi 49 tahun yang lalu dalam Piala Dunia di tanah sendiri | Judi Bola Online
Tidak bisa dimungkiri, Inggris adalah kiblat sepakbola dunia di era modern saat ini. Siapa tidak kepincut oleh permainan kick n’rush ala tim-tim Liga Primer Inggris yang begitu memanjakan mata. Siapa rela menolak keberadaan persaingan juara yang tidak cuma didominasi satu-dua klub, melainkan empat hingga enam tim. Siapa pula berani membantah bahwa Liga Primer adalah gudangnya pemain kelas wahid, industri olahraga nomor satu dengan perputaran uang fantastis, dan, arguably, merupakan liga terbaik di dunia | Agen Judi
Namun, ibarat dua sisi koin, kemasyhuran Liga Primer tersebut seakan hampir tidak ada baunya ketika berbicara dengan tim nasional mereka. Ya, nama timnas senior Inggris ternyata tidak sementereng liganya. Berbeda dengan Spanyol misalnya, yang dalam satu dekade terakhir tetap menjaga kualitas La Liga seiring timnas mereka juga mampu berbicara banyak di ajang internasional | Judi Bola
Inggris? Ternyata butuh nyaris setengah abad ke belakang untuk mengurai sejauh mana The Three Lionsterakhir kali mampu berprestasi di turnamen utama | Poker Domino
Hari ini (30/7), kita memperingati 49 tahun timnas Inggris berhasil menjuarai Piala Dunia 1966 yang dihelat di kandang sendiri, gelar pertama mereka dan satu-satunya hingga saat ini. Setelahnya, Inggris paling mentok mencapai babak semi-final, yakni di Piala Dunia 1990 dan Piala Eropa 1968 dan 1996. Sudah barang tentu, hal tersebut bukanlah cerita yang layak mengiringi sebuah negeri yang kerap diklaim sebagai penemu olahraga sebelas lawan sebelas berebut sebuah bola ini:football.
Terlepas dari ironi tersebut, alangkah baiknya kita menapaktilasi momen paling membahagiakan dalam sepakbola Inggris, ketika timnas mereka menjadi yang terbaik di dunia. Supaya apa? Supaya sejarah ini bisa diambil hikmahnya bagi siapa saja yang masih terlena dengan keagungan di masa lalu untuk bisa bangkit di masa sekarang.
Mari bayangkan Stadion Wembley lawas yang masih memiliki menara kembar ikonik dan lintasan atletik, dipadati oleh 96 ribu penonton -- termasuk dihadiri oleh Ratu Elizabeth dan Pangeran Phillip -- untuk menyaksikan Inggris berhadapan dengan Jerman Barat di partai puncak Piala Dunia 1966. Bukan cuma itu, sekitar 400 juta pasang mata di seluruh dunia juga menonton laga ini melalui layar televisi.
Segalanya berjalan kurang mengesankan bagi sang tuan rumah ketika Jerman unggul lebih dulu via Helmut Haller di menit 12. Beruntung, Geoff Hurst langsung menyamakan skor beberapa menit sesudahnya usai menanduk tendangan bebas Bobby Moore. Usai turun minum, Martin Peters membuat Inggris berbalik unggul 2-1 di menit 78. Sayang, momen juara di depan mata tiba-tiba sirna ketika Wolfgang Weber sukses menjebol gawang Gordon Banks 15 detik sebelum laga usai!
“Baiklah, Anda membiarkannya [gol kedua Jerman] masuk. Kini, laga dimulai kembali,” tutur manajer Inggris Alf Ramsey saat babak perpanjangan waktu, meminta Bobby Charlton dkk. untuk menebus kesalahan mereka.
Di menit 101, terjadilah salah satu momen paling terkenal dalam sejarah Piala Dunia tatkala wasit Gottfried Dienst mengesahkan gol hantu penyerang Inggris, Hurst. Hingga kini, masih menjadi perdebatan apakah bola tembakan Hurst, yang memantul dari atas tiang gawang ke tanah, sudah melewati garis gawang atau belum.
Beruntung, Hurst sukses mencetak gol ketiganya -- menjadikannya satu-satunya pemain yang mampu mencetak hat-trick dalam final Piala Dunia -- tepat di penghujung laga untuk membawa Inggris menang 4-2 sekaligus sedikit menghapus insiden kontroversial tersebut. Wembley seketika pecah. Kapten Bobby Moore diizinkan menerima trofi Jules Rimet dari Sang Ratu dan langsung dibopong rekan setimnya untuk diarak keliling Wembley. Sah!
Inggris boleh berbangga ketika itu. Namun, gol Hurst tersebut tetap menyisakan misteri dan membuat Inggris kerap dinilai telah mendapat kutukan oleh publik Jerman bahwa mereka tidak akan mampu berprestasi lagi di masa depan. Kutukan tersebut kenyataannya masih berlaku hingga sekarang. Adapun Jerman saat ini sudah mengoleksi empat titel Piala Dunia (1954, 1974, 1990, dan 2014).
0 comments:
Post a Comment